Toyota
Kijang Innova dan Toyota Fortuner boleh dibilang sukses di kelasnya.
Namun,
menjadi mobil laris bukan berarti luput dari kekurangan. Keduanya tak hanya
berbagi platform, tetapi juga berbagi mesin diesel yang sama, yaitu
2KD-FTV, 2.495 cc.
Selebihnya,
Innova memiliki mesin bensin 1TR-FE berkapasitas 1.998 cc dan Fortuner bermesin
bensin 2TR-FE berkapasitas 2.694 cc.
Tips
ini mengulas langkah mengatasi masalah umum dan optimalisasi duet
Innova-Fortuner secara mudah dan efektif.
Suspensi
Salah satu kelemahan suspensi Innova
adalah redaman yang cukup keras.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mengganti
peredam kejut saja atau menggusur per keong standar dengan produk
aftermarket.
“Ada tiga kombinasi untuk mengoptimalkan
suspensi Innova. Pertama, shock breaker aftermarket diambil dari Bilstein dan
per keong tetap standar. Kedua, memakai shock breaker standar dan per keong
aftermarket dari Eibach. Sedangkan alternatif lainnya adalah meng-custom
suspensi. Caranya, per depan dan belakang diganti dengan milik Mercy atau BMW,
sedangkan shockbreaker tetap standar,” jelas Akong, mekanik dari bengkel
suspensi Terminal Per.
Serupa dengan Innova, keluhan suspensi
Fortuner juga berada di seputaran bantingan yang keras. Meski suspensi Fortuner
sekilas mirip Innova, toh cara penyelesaiannya tidak sama.
Anda cukup mengganti per keongnya,
sedangkan shock breaker standar bisa dipertahankan. “Shock breaker Fortuner
memiliki kualitas yang lebih baik, sehingga tak perlu diganti,” tutur Dody
Heru, Product Spesialis Tein Supension.
“Untuk melembutkan suspensi Fortuner,
Anda bisa memilih per tipe progresif (per dengan kerapatan ulir yang berbeda
antara bagian atas dan bawah),” tambahnya.
Kabin
Meski kedua mobil berbagi chassis yang
sama, toh desain dan utilitas kabin keduanya berbeda.
Untuk Innova, hampir tidak ada masalah
di bagian kabin. Namun, ada penumpang belakang Fortuner yan mengeluhkan
hembusan udara dingin AC yang tidak sampai ke mereka. Setelah diperhatikan,
desain dan posisi kisi-kisi AC plafon memang tidak bisa optimal untuk
menghembuskan angin hingga ke penumpang baris ketiga.
“Untuk mengatasinya, Anda bisa memilih
plafon milik Fortuner terbaru untuk dipasangkan ke Fortuner lama, atau memodifikasi
kisi-kisi AC di plafon,” tutur Yana, spesialis interior dari Sam 86.
Mesin
Innova dan Fortuner, baik yang bermesin
bensin atau diesel, kerap dikeluhkan soal akselerasinya yang kurang
responsif.
Padahal, kapasitas mesin yang
dimilikinya cukup besar. “Kita hanya perlu mengganti filter udara, ganti busi,
dan sedikit modifikasi di bagian intake,” jelas Andreas, dari Bengkel Phoenix-R
di bilangan Serpong, Banten.
“Filter udara standar Innova terbuat
dari kertas. Selain itu, dimensinya yang besar membuat ‘napas’ kurang bagus.
Anda bisa menggantinya dengan model high flow berbahan katun yang bisa dicuci
dan dimensinya lebih kecil dibanding filter udara standar,” tambahnya.
Sedangkan untuk penggantian busi,
sebaiknya dipilih yang memiliki nilai panas rendah, karena jenis busi ini
menjentikkan api lebih besar ketimbang busi standar.
“Busi yang memiliki nilai panas rendah
biasanya merupakan busi ‘high performance’, misalnya busi dengan inti iridium,”
ujar Andreas.
Cara terakhir yaitu dengan memodifikasi
air intake.
Prinsipnya adalah menginjeksikan udara
sebanyak mungkin terutama di putaran tinggi.
Pada mesin bensin, modifikasi bisa
dilakukan di seputaran by pass throttle.
Sedangkan untuk varian diesel, kiatnya
serupa dengan bensin, hanya saja perlu ditambah modifikasi yang sama di area
waste gate (katup pengatur tekanan turbo dekat exhaust manifold).
“Baik Innova maupun Fortuner sudah
memiliki desain kepala silinder yang bagus. Aliran kabut bahan bakarnya sudah
dibuat down draft (langsung mengalir kebawah).
Kita hanya perlu perbaikan di intake
saja,” tutur Andreas.
Lebih bagusnya lagi, fasilitas
modifikasi saluran masuk ini telah disediakan oleh Toyota. Hal ini terlihat
dari disediakannya ujung pipa tertutup yang menonjol pada intake manifold untuk
menyambung selang ke trotthle body.
Source
www.auto-car.co.id
No comments:
Post a Comment