
Dealer
Toyota Jakarta Barat, Indonesia Bisakah Kijang Innova Anda menempuh jarak 15 km
lebih dengan 1 liter bensin saat ke luar kota? Herry Sembodo berhasil
membuktikannya akhir Februari lalu melalui ajang kompetisi irit sesama anggota
Innova Community. Menempuh rute Jakarta-Ciwiduey pergi-pulang, ia menjadi
peserta teririt dengan angka tertinggi 15,490 km per liter.
Kijang
Innova yang dikendarai mahasiswa pasca-sarjana (S2) jurusan Hospitality
Universitas Trisakti itu produksi 2007 dengan keempat roda standar. Saat lomba
menggunakan bahan bakar premium. "Kalau sehari-hari biasanya pakai bahan
bakar oplosan dengan perbandingan 50:50 (premium : pertamax)," ujar Herry
membuka cerita.
Ganti
saringan udara
Ada yang
tidak percaya Kijang Innova-nya bisa melesat sejauh 15,490 km dengan satu liter
bensin. "Saya bersedia untuk diuji ulang. Mau dites pakai alat
sekalipun," tantang Herry.
Mesin 1TR-FE
4 silinder segaris memang sudah mendapat sentuhan ringan. Saringan udara bawaan
standar model kering diganti dengan bentuk lebih kecil dan bisa dicuci.
"Kalau aslinya terlalu besar sehingga susah napasnya," jelas Herry.
Tambahan
lainnya, ground wire dan auxiliary air induction (AAI) buatan lokal. Innova
yang boyo tenaga bawahnya, dengan peranti AAI, tak perlu memaksa pedal gas.
"Walau
ada sedikit perubahan pada mesin, tanpa didukung teknik mengemudi yang benar,
juga enggak bakalan dapat segitu," papar Herry. Jadi, selama perjalanan
Jakarta-Ciwideuy ia menjaga putaran mesin antara 2.500 dan 3.000 rpm.
Menurutnya, itulah putaran mesin paling ideal buat Innova untuk mencapai
konsumsi yang baik.
Trik
lainnya, ia menjaga kecepatan tidak lebih dari 110 km/jam, lagi pula
iring-iringan. Kemudian, saat menghadapi jalanan menurun, tongkat persneling
diposisikan ke lima, "Sementara teman-teman ada yang dinetralkan,"
sebutnya.
Cuma itu
saja. Ketika kecepatan melamban dan hampir berhenti, untuk melaju awal cukup
menggunakan gigi dua. Lalu, posisi AC ditempatkan paling rendah (low) dengan
suhu temperatur setengah. Ini berkaitan dengan kerja mesin yang tidak terlalu
berat.
Untuk dalam
kota, menurut Herry bisa mencapai 1:12 dengan kondisi stop and go yang tidak
sering. Teknik mengemudi yang dipakai hampir sama dengan lomba. Putaran mesin
bermain di angka ideal. Kemudian, setiap start (habis kena macet), pedal gas
ditekan dengan perlahan.
Yang paling
penting, kondisi mesin harus dijaga. Herry mengaku ganti oli setiap 5.000 km
berikut saringan olinya. Toyota sendiri menganjurkan 10.000 km. "Mesin kan
terus berputar, jadi enggak bisa dipatok dengan angka saja," tegasnya.
Kemudian,
setiap sebulan sekali, filter udaranya yang sudah ganti model itu dicuci.
"Bisa dua bulan, tergantung kondisi jalan. Kalau berdebu bisa lebih
cepat," tutupnya.
No comments:
Post a Comment